"MUTIARA SEJARAH" KEMBALI BERSINAR ! : BANDA HERITAGE FESTIVAL 2025 RESMI DIBUKA, MENDAGRI TITO KARNAVIAN TERKAGUM PESONA "SPICE ISLAND"

  • Home
  • "MUTIARA SEJARAH" KEMBALI BERSINAR ! : BANDA HERITAGE FESTIVAL 2025 RESMI DIBUKA, MENDAGRI TITO KARNAVIAN TERKAGUM PESONA "SPICE ISLAND"
Blog Details

"MUTIARA SEJARAH" KEMBALI BERSINAR ! : BANDA HERITAGE FESTIVAL 2025 RESMI DIBUKA, MENDAGRI TITO KARNAVIAN TERKAGUM PESONA "SPICE ISLAND"

Banda Neira – Pesona Banda Neira sebagai Spice Island yang melegenda kembali ditegaskan. Tepat pada Rabu malam (27/11/2025), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian, secara resmi membuka Banda Heritage Festival (BHF) 2025 di Istana Mini, Banda Neira.

Mengangkat tema besar “Nafas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam,” festival akbar ini menjadi panggung bagi Banda untuk memamerkan kekayaan historis, budaya, dan keindahan alamnya yang mendunia.

Dalam sambutannya, Mendagri Tito Karnavian tak kuasa menyembunyikan kekagumannya. Ia menyoroti sejarah panjang Banda Neira yang pernah menjadi rebutan dunia karena rempah-rempahnya, menjadikannya julukan abadi sebagai Spice Island.

"Banda memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah Banda ketika menjadi rebutan dunia sehingga dijuluki sebagai Spice Island, pulau rempah-rempah," ujar Mendagri.

Mendagri menekankan bahwa jejak masa lalu Banda masih terjaga hingga kini—mulai dari rumah-rumah kolonial Belanda, bangunan bersejarah, hingga akulturasi budaya yang membentuk identitas khas masyarakat. Ia mengapresiasi festival ini karena bukan hanya menghidupkan aktivitas masyarakat, tetapi juga membuka peluang besar bagi Banda Neira untuk berkembang sebagai destinasi unggulan.

"Hamparan gunung hijau, keindahan bawah laut yang asri, hingga kekayaan budaya adalah modal penting bagi Banda Neira," tambahnya.

Lebih lanjut, Mendagri Tito Karnavian menyarankan agar Banda Neira meniru konsep pemberdayaan pariwisata yang sukses di Bali. Menurutnya, konsep wisata Bali ideal karena mampu memaksimalkan potensi sekaligus menjaga kelestarian budaya dan adat lokal.

"Bali digempur luar biasa... Turis-turis asing, turis-turis lokal dari berbagai penjuru Indonesia datang ke sana tapi budaya adat lokal masih dominan dan menjadi bagian dari kehidupan. Kenapa? Karena instrumen-instrumen ketahanan budaya dan adatnya itu aktif dan dihidupkan dan didukung oleh regulasi,” tegasnya, menilai keseimbangan ini dapat direplikasi untuk kemajuan Banda Neira.

 

 

 

 

 

Gubernur Maluku, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan festival ini. Ia menegaskan kembali posisi strategis Banda dalam sejarah global, salah satunya melalui peristiwa penukaran Pulau Run dengan Pulau Manhattan pada tahun 1667.

"Festival ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi bukti nyata komitmen kita dalam menjaga, merawat, dan mempromosikan Banda sebagai warisan sejarah dan budaya dunia," ujar Gubernur.

Masyarakat Banda pun mendapat penghargaan karena tetap menjaga tradisi dan adat di tengah arus modernisasi. Rangkaian kegiatan festival, seperti lomba belang (perahu tradisional), tarian perang, makan patita (tradisi makan bersama), hingga pertunjukan seni tradisional, disebut sebagai representasi Banda sebagai living heritage—warisan yang terus hidup dan diwariskan lintas generasi.

Pemerintah Provinsi Maluku berkomitmen menjadikan Banda Heritage Festival sebagai agenda budaya berskala nasional bahkan internasional.

Sebelum membuka acara, Mendagri bersama rombongan sempat meninjau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Istana Mini dan menyaksikan pameran foto yang menampilkan kekayaan Banda Neira.

Turut hadir dalam acara tersebut: Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan isteri Ny. Maya Lewerissa, Anggota Komisi V DPR RI Saadiah Uluputty, Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir, Ketua APKASI Bursah Zarnubi, Bupati Seram Bagian Timur Fachri Husni Alkatiri, serta pejabat terkait dari kementerian/Lembaga.